Makalah Rukun Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt
NAMA :KHERI SAMJA
TEMPAT/TGL LAHIR : ENOK,09 DESEMBER 1994
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman
kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul
artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul
yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran
yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad
SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah
SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di
ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib
beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu
kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah
tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan
hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun,
di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya
saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan
penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat
bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apa pengertian iman kepada Rasul.
2. Untuk
mengetahui cara kita beriman kepada Rasul Allah.
4. Untuk
mengetahui tugas dari para Rasul Allah.
5. Untuk
mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
6. Untuk
mengetahui bagaimanakah cara kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman
kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah
dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,
Rasul
adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk
menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa
nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab
ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu
menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Iman
kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun
iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25
Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari
Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya
sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk
menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
Dalil pendukung :
Mengenai
identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78
yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad)
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah
olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al
Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًااَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًااَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya
Rasul-Rasul yang pernah diutus oleh Allah
swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin
perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya
sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam
Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ
؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ
وَعِشْرُوْنَ
اَلْفًا
اَلرُّسُلُ
مِنْ
ذَالِكَ
ثَلاَثَةُ
مِائَةٍ
وَخَمْسَةَ
عَشَرَ
جَمًّا
غَفِيْرًا
(رَوَاهُ
أَحْمَد)
"Dari Abu
Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau
menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang
termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Berdasarkan
hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315
orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul
itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka
inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:
1.) Adam AS.
bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah
swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun
Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai
1000 tahun.
2.) Idris AS.
adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah
berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia.
Beliau berguru kepada nabi Syits AS.
3.) Nuh AS.
adalah keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat
beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang
dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena naik
bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4.) Hud AS.
adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf,
terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar,
yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5.) Shaleh
AS.Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati
daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria).
Kaum Tsamud sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.
6.) Ibrahim AS.
putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah
yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak.
Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang
sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, karena diselamatkan
Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena
anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak
diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah
Qurban, termasuk khitan.
7.) Luth AS.
Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi
Ibrahim. Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah
Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan
batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama karena
perilaku mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8.) Ismail AS.
adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah
yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang dikurbankan
oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi
umat Islam.
9.) Nabi Ishak
AS. putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi
Ishak adalah saudara sebapak, berlainan ibu.
10). Ya’qub AS.
adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal
dalam Al Quran dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf yang
kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11.) Yusuf AS
putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran sebagai
seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa tergila-gila
melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah
kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12.) Ayyub AS. adalah putra Ish .
Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf AS. Jadi
nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan dalam
Al Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt. dengan
penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah
kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13.) Dzulkifli AS. putra nabi Ayyub
AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah Ayyub, dan Allah memberi
nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara
berkelanjutan
14.) Syu’aib masih keturunan nabi
Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu perkampungan di daerah Mi’an
yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau luth. Mereka adalah keturunan
Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15.) Yunus AS adalah keturunan
Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub. Beliau
diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan
ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh
Allah swt.
16.) Musa AS. adalah masih keturunan
nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab suci Taurat
oleh Allah swt.
17.) Harun AS. adalah saudara nabi
Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di
Mesir.
18.) Dawud
AS.adalah seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan
rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan
melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya
dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19.) Sulaiman
AS. adalah putra Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya
raya dan mampu berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).
20.) Ilyas AS. adalah keturunan Nabi
Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21.) Ilyasa AS. berdakwah bersama
nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas
sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling bahu membahu
berdakwah di kalangan Bani Israil.
22.) Zakaria
AS. seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di
Baitul Maqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23.) Yahya AS.
adalah putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir dari
seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara
lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan seorang anak.
24.) Isa AS.
adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia lahir
atas kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt.
kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap
sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25.) Muhammad
saw. putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab
jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang
merupakan kitab suci terakhir pula.
Rasul ulul azmi adalah rasul allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang
luar biasa dalam menyampaikan rsalah kepada umatnya.
Berikut adalah rasul-rasul ulul azmi
diantaranya:
1. Nabi nuh AS
2. Nabi ibrahim AS
3. Nabi musa AS
4. Nabi isa AS
5. Nabi Muhammmad SAW
B. Cara Beriman Kepada Rasul Allah
Cara kita beriman kepada Rasul Allah
adalah dengan cara meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
A. Dalam
ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara
salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى
اُصَلِّى
Salatlah kalian
sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
B. Dalam
tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan
yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali
setelah dalam keadaan lapar.
C. Dalam
berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai
dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ
وَجُعِلَتْ
قُرَّةُ
عَيْنِى
فِى
الصَّلاَةِ
(رَوَاهُ
النّسَائِ)
Telah
ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita,
wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)
D. Sebagai
pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada
kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya
memikirkan dirinya sendiri.
E. Sebagai
anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya
memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan
semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
C. Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt
Iman kepada
Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda penghayatan
terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1.Mengimani
bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari
mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah
dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs:
Asy-syura:105).
2. Mengimani
Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah
dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang
rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di
antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs:
Al-mu-min:78).
3. Membenarkan
berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4. Mengamalkan
syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah
dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka
perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan
terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).
D. Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.
1. Meneladani Sifat Siddiq
Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan
dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa
pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya
tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2. Meneladani Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
3. Meneladani Sifat Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
4. Meneladani Sifat Tablig
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya
untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan
yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini
merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh,
hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata
karena perintah Allah swt.
E. Tanda-tanda Beriman Kepada Rasul ALLAH SWT
Diantara tnda-tanda berimankepada
allahadalah sebagai berikut:
1.
Teguh keimanannya kepada allah SWT
Ketaatan kepada rasul adalah bukti keimanan kepada
allh SWT. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh kita untu taat kepada ALLAH
besertarasulnya, yaitu diantaranya An nisa:59, ali imran: 32, dan muhammad: 33.
2.
Meyakini kebenaran yang dibawa ara rasul.
Kebenaran yang dibawa rasul tidak lain adalah wahyu ALLAH baik yang berupa
al-qur’an maupun hadits-haditsnya. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran
wahyu-wahyu ALLAH apabila terlebih dahulu beriman kepada rasul allah yaitu
rasul yang membawa wahyu. Mustahil ada orang yang langsung percaya apa yang
dibawa seseorang jika tidak terlebih dahulu mmepercayai si pembawa.
3. Tidak membeda-bedakan
antara rasul yang satu dengan rasul yanglain.
Seorang mukmin di tuntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah
diutus oleh allah SWT, seperti yang digambarkan oleh alllah SWT dalam surah
al-baqarah: 285.
4. Menjadian para rasul sebagai uswatun hasanah.
Sebelum menerima wahyu dar allah SWT, rasul adalah orang-orang yang
terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku bagi
orang-orang di lingkungannya. Setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak
diragukan lagi karena mereka selalu mendapatkan bimbingan dari ALLAH SWT
5. Meyakini bahwa
rasul-rasul allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Setiap rasul yang diutus oleh allah SWT pasti membawa rahmat bagi setiap
umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan mmebawa wahyu dari allah adalah bukti
kasih sayang allah kepada umat manusia.
6. Meyakini bahwa nabi
muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
7. Mencintai nabi
muhammad SAW.
A. Bukti-bukti
Cinta Kepada Rasul
Bukti-bukti
cinta kepada Rasul harus meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah,
misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ (رَوَاهُ النّسَائِ)
Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
E. Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama
2. Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah
3. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa
4. Peduli terhadap kaum dhu’afa
5. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah
6. Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah
7. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul
8. Meyakini para Rasul memiliki sifat-sifat terpuji
9. Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan
Mengenal lebih dekat pribadi nabi Muhammad saw.
Adalah keistimewaan Nabi saw. bahwa apabila beliau mendirikan salat, ia dapat memandang orang yang dibelakangnya seperti halnya beliau memandang orang yang di depannya. Aisyah berkata : “ Adalah Nabi saw. dapat melihat di dalam gelap seperti halnya beliau melihat di waktu terang .”
Abu Hurairah berkata: “ Saya tidak melihat seseorang yang lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw, seolah-olah bumi ini berlipat baginya, kami telah mengeluarkan banyak tenaga, tetapi beliau kelihatan berjalan biasa tanpa mengeluarkan tenaga.”
Tentang tertawanya saw. bahwa beliau menunjukkan kegirangan hatinya dengan senyum. Bila ia berpaling, maka ia berpaling dengan keseluruhan badannya. Bila ia berjalan, ia begerak dengan gerak tangkas.
Tentang kefasihan lisan dan retorika (balaghah) nya ia sangat sempurna. Kata-katanya singkat dan padat. Lafadznya fasih dan lancar tanpa dibikin-bikin.
Ia mengetahui berbagai dialek arab, sehingga ia dapat berbicara dengan setiap umat dengan mempergunakan bahasa (dialek) daerahnya masing-masing.
Adapun tentang perkara tingkah-laku yang berupa akhlaq yang terpuji, adab susila dan sopan santun serta budi pekerti luhur, maka itu merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Nabi saw. dalam wujudnya yang paling sempurna sebagaimana disanjungkan Allah kepadanya;”sesungguhnya engkau mempunyai akhlaq yang agung.” Berkata Aisyah ra. :”Akhlaq Rasulullah saw adalah Al Quran . Dia rela dengan relanya Al Quran, dan dia murka dengan murkanya Al Quran.” Nabi bersabda:” Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”
Tentang kesabaran dan pemaaf nabi dapat diketahui ketika beliau berdakwah di Thaif. Ia memaafkan mereka meski mereka bertindak sadis kepadanya.
Tentang kemurahan hatinya saw. dapat diikuti cerita sahabat beliau, Ibnu Abbas, bahwa pernah ada orang mengantarkan uang kepada beliau saw. Sebagai hadiah sebanyak 70.000 dinar. Uang itu diletakkan beliau di atas tikar. Sambil duduk bersila, uang itu dibagi-bagikan kepada kaum fakir miskin, dan beliau saw. belum mau berdiri sebelum uang itu habis. Setelah uang itu habis, ternyata masih ada orang fakir miskin yang datang meminta kepada Rasulullah. Maka beliau saw. berkata kepada orang tersebut: “Sekarang saya tidak punya apa-apa lagi, tetapi silahkan kamu berutang atas nama saya, nanti saya bayar !” Melihat yang demikian, berkatalah Umar bin Khattab kepada beliau saw :”Allah tidak akan memberati engkau apa yang engkau tidak mampu melakukannya.” Umar berkata demikian demi karena sayangnya kepada Rasulullah saw. Yang harus memberati dirinya dengan uang demi untuk memenuhi permintaan orang lain.
Tentang tawadlunya Nabi dapat dibuktikan, bahwa beliau tidak mau dikultuskan (disucikan atau didewa-dewakan) orang. Ketika para sahabat berdiri menghormati kedatangannya, maka beliau suruh semuanya duduk dan beliau berkata : “ Jangan kamu berdiri menghormati kedatanganku seperti halnya orang-orang ‘ajam berdiri menghormati pembesar-pembesar mereka. Jangan kamu dewakan aku seperti halnya kaum nasrani menuhankan Isa anak Maryam. Aku ini hanya seorang hamba, dan karena itu panggillah aku “ Abdullah warasuluhu.”s
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ (رَوَاهُ النّسَائِ)
Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
E. Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama
2. Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah
3. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa
4. Peduli terhadap kaum dhu’afa
5. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah
6. Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah
7. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul
8. Meyakini para Rasul memiliki sifat-sifat terpuji
9. Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan
Mengenal lebih dekat pribadi nabi Muhammad saw.
Adalah keistimewaan Nabi saw. bahwa apabila beliau mendirikan salat, ia dapat memandang orang yang dibelakangnya seperti halnya beliau memandang orang yang di depannya. Aisyah berkata : “ Adalah Nabi saw. dapat melihat di dalam gelap seperti halnya beliau melihat di waktu terang .”
Abu Hurairah berkata: “ Saya tidak melihat seseorang yang lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw, seolah-olah bumi ini berlipat baginya, kami telah mengeluarkan banyak tenaga, tetapi beliau kelihatan berjalan biasa tanpa mengeluarkan tenaga.”
Tentang tertawanya saw. bahwa beliau menunjukkan kegirangan hatinya dengan senyum. Bila ia berpaling, maka ia berpaling dengan keseluruhan badannya. Bila ia berjalan, ia begerak dengan gerak tangkas.
Tentang kefasihan lisan dan retorika (balaghah) nya ia sangat sempurna. Kata-katanya singkat dan padat. Lafadznya fasih dan lancar tanpa dibikin-bikin.
Ia mengetahui berbagai dialek arab, sehingga ia dapat berbicara dengan setiap umat dengan mempergunakan bahasa (dialek) daerahnya masing-masing.
Adapun tentang perkara tingkah-laku yang berupa akhlaq yang terpuji, adab susila dan sopan santun serta budi pekerti luhur, maka itu merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Nabi saw. dalam wujudnya yang paling sempurna sebagaimana disanjungkan Allah kepadanya;”sesungguhnya engkau mempunyai akhlaq yang agung.” Berkata Aisyah ra. :”Akhlaq Rasulullah saw adalah Al Quran . Dia rela dengan relanya Al Quran, dan dia murka dengan murkanya Al Quran.” Nabi bersabda:” Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”
Tentang kesabaran dan pemaaf nabi dapat diketahui ketika beliau berdakwah di Thaif. Ia memaafkan mereka meski mereka bertindak sadis kepadanya.
Tentang kemurahan hatinya saw. dapat diikuti cerita sahabat beliau, Ibnu Abbas, bahwa pernah ada orang mengantarkan uang kepada beliau saw. Sebagai hadiah sebanyak 70.000 dinar. Uang itu diletakkan beliau di atas tikar. Sambil duduk bersila, uang itu dibagi-bagikan kepada kaum fakir miskin, dan beliau saw. belum mau berdiri sebelum uang itu habis. Setelah uang itu habis, ternyata masih ada orang fakir miskin yang datang meminta kepada Rasulullah. Maka beliau saw. berkata kepada orang tersebut: “Sekarang saya tidak punya apa-apa lagi, tetapi silahkan kamu berutang atas nama saya, nanti saya bayar !” Melihat yang demikian, berkatalah Umar bin Khattab kepada beliau saw :”Allah tidak akan memberati engkau apa yang engkau tidak mampu melakukannya.” Umar berkata demikian demi karena sayangnya kepada Rasulullah saw. Yang harus memberati dirinya dengan uang demi untuk memenuhi permintaan orang lain.
Tentang tawadlunya Nabi dapat dibuktikan, bahwa beliau tidak mau dikultuskan (disucikan atau didewa-dewakan) orang. Ketika para sahabat berdiri menghormati kedatangannya, maka beliau suruh semuanya duduk dan beliau berkata : “ Jangan kamu berdiri menghormati kedatanganku seperti halnya orang-orang ‘ajam berdiri menghormati pembesar-pembesar mereka. Jangan kamu dewakan aku seperti halnya kaum nasrani menuhankan Isa anak Maryam. Aku ini hanya seorang hamba, dan karena itu panggillah aku “ Abdullah warasuluhu.”s
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman
kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap
umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti
adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian
Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan
risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih
dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi,
beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut
dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga
memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di
akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih
luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada
rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya,
dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
B. SARAN
Diskusi mengenai
pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada beberapa hal
yang disarankan, antara lain :
1.
Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Rasul
Allah secara dalam.
2.
Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di
dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta
terarah nantinya.
3.
Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4. Kepada
siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman kepada
Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5.
Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini.
DAPTAR PUSTAKA
buku aqidah
mukmini dan majalah ‘alim